Minggu, 11 Desember 2016



Review Contoh Desain Komunikasi Visual

Nama : Wandi Muhammad Arif
Npm : 5C414180
Kelas : 3IA21
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Dosen : Syefani Rahma Deski

Ilustrasi
      Salah satu contoh desain pemodelan grafik adalah ilutrasi, ilustrasi sendiri adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. 
Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.


Tujuan Ilustrasi

  • Menangkap perhatian pembaca. Ilustrasi yang berhasil harus mampu menarik pembaca untuk mau membaca nya.
  • Memperjelas isi yang terkandung dalam teks (body copy). Banyak teks panjang yang menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan apa yang dijelaskan dalam teks tersebut. misalnya menjelaskan sebuah produk. Tanpa ilustrasi, pembaca harus secara abstrak memahami bagaimana bentuk dan wujud produk tersebut. akan berbeda jika ditambahkan ilustrasi. Ilustrasi akan memberikan gambaran yang dapat dilihat oleh pembaca sehingga memberikan pengetahuan serta pemahaman bagaimana produk yang dimaksudkan dalam teks.
  • Menunjukkan identitas perusahaan. Ilustrasi termasuk logo harus mampu menunjukan identitas perusahaan. Ia akan menjadi gambaran yang menarik mengenai perusahaan yang memiliki ilustrasi tersebut.
  • Menunjukan produk yang ditawarkan. Ilustrasi yang digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan sebuah produk tentu harus menunjukan produk yang ditawarkan. Misalnya saja ilustrasi yang diaplikasikan pada kemasan yang digunakan sebagai tempat produk tersebut dipasarkan tentu membutuhkan sebuah desain yang akan lebih baik jika digambarkan dengan ilustrasi dan bukan dengan teks yang panjang. Produk yang terdapat dalam kotak pun harus diterapkan melalui desain ilustrasi. Ini akan membuat produk tersebut terlihat lebih baik.
  • Meyakinkan pembaca terhadap informasi yang disampaikan melalui teks. Maksudnya, apabila dalam teks dijelaskan sebuah produk donat yang dibuat dengan kentang, maka ilustrasi yang didesain adalah ilustrasi dari donat yang terbuat dari kentang. Maka ilustrasi tersebut dapat dikatakan sebagai ilustrasi yang mampu meyakinkan pembaca mengenai isi dalam teks.
  • Membuat pembaca tertarik untuk membaca judul. Sebelum membaca sebuah teks, hal yang akan dilihat pertama kali tentu adalah judul. Maka sangat penting bagi ilustrasi untuk dapat menjelaskan judul melalui sebuah gambar. Judul akan menjadi garis besar dari apa yang akan dijelaskan melalui teks. Maka, jika ilustrasi mampu menjelaskan judul, dia juga sudah mampu menjelaskan isi dalam teks.
  • Menonjolkan keunikan produk. Ilustrasi digunakan sebagai alat untuk menonjolkan keunikan produk misalnya pada sebuah produk yang menekankan bahwa produknya terbuat dari bahan alami, maka dia dapat menambahkan ilustrasi yang menggambarkan produk-produk alami tersebut.
  • Menciptakan kesan yang mendalam terhadap produk atau pengiklanan. Melalui gambar, pembaca selain akan lebih memahami juga sangat mungkin untuk diingat. Hal ini karena kesan yang diberikan ilustrasi akan berbeda dibandingkan kesan yang diberikan sebuah teks.
Fungsi
Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

  • Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita
  • Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah
  • Memberikan bayangan langkah kerja
  • Mengkomunikasikan cerita.
  • Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.
  • Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.
  • Dapat menerangkan konsep

Jumat, 02 Desember 2016

Komunikasi Desain Visual


Judul: Komunikasi Desain Visual
Nama: Wandi Muhammad Arif
Kelas: 3IA21
Npm: 5C414180
Mata Kuliah: Desain Pemodelan Grafik
Dosen: Syefani Rahma Deski
Tugas Softskill 3

Hasil gambar untuk gambar desain komunikasi virtual

Pengertian Desain Komunikasi visual


Istilah Desain Komunikasi Visual sudah sering didengar, namun masih saja banyak yang belum mengetahui sebenarnya istilah tersebut dan sejauh mana ruang lingkup hingga pengaruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagian orang secara gampang mengartikan Desain Komunikasi Visual identik dengan tukang reklame atau pekerjaan tukang bikin iklan di sepanjang jalan dengan papan nama yang bertuliskan advertising  menerima pesanan sepanduk satu jam jadi, cetak undangan, sablon dll. Itulah gambaran sekilas dari sebagian masyarakat kita, sehingga mereka memandang sebelah mata orang yang bergelut di dunia desain.
Ada juga sebagian orang yang mengira bahwa Desain Komunikasi Visual ( DKV ) itu identik dengan iklan. Memang tidaklah salah pernyataan tersebut, namun juga tidak sepenuhnya benar. Iklan hanya salah satu bidang yang dihasilkan oleh desain komunikasi visual.
Sedangkan menurut suber dari wikipedia Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.
Bagi kalangan praktisi periklanan dan dunia akademik di bidang komunikasi istilah ini telah dikenal, walaupun  Desain Komunikasi Visual merupakan istilah yang baru (sebelumnya dikenal dengan desain grafis). Kalangan akademis menyebutnya pun beragam, ada yang menyebut sebagai DKV ( Dekave ) atau DISKOMVIS, yang merupakan akronim dari  Desain Komunikasi Visual.
Asal Kata Desain Komunikasi Visual
Jika kita memulai mendefinisikan  Desain Komunikasi Visual  ditinjau dari asal kata (etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide.
Kemudian kata komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator ( penyampai pesan ) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” ( dalam Bahasa Inggris:common ). Kemudian komunikasi kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan ( commonness ) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim ( komunikator ) dan penerima ( komunikan ).
Sementara kata visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual.
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan ( arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto,tipografi/huruf  dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa.

Sejarah Komunikasi Visual

Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).

PERBEDAAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN SENI MURNI

Desain Komunikasi Visual sebagai seni rupa terapan adalah bentuk seni yang penerapannya berlaku secara umum dalam bentuk komunikasi visual, sedangkan Seni murni merupakan ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.

Hal itu yang membuat desain komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya seni lebih bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat individual dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya (seniman). Sedangkan desain grafis berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.

Sebagai contoh, bandingkan sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu siapapun untuk melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa dinilai bebas dari berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan tingkat keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik massa terpengaruh dengan poster tersebut.
  
ELEMEN-ELEMEN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Seorang desainer harus paham bagaimana menggunakan elemen-elemen desain untuk menunjang suatu desain. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi, layout dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.

A.     SIMBOLISME

Simbol sangat efektif digunakan sebagai sara informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, sebagai contoh adalah komponen signing systems di sebuah stasiun kereta api yang digunakan untuk menginformasikan letak peron, jalur, toilet, dll.


B.      TIPOGRAFI

Adalah seni menyusun huruf atau kata sehingga dapat dibaca namun memiliki nilai seni/desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata – kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual).
  
C.      ILUSTRASI

Adalah salah satu bidang seni yang terfokus dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi, melainkan secara manual. Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, dampak yang ditimbulkan sangatlah besar. Karena itu, sebuah ilustrasi harus bisa menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan oleh pengamat yang dituju.

D.     FOTOGRAFI

Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama.

Fotografi sering dipakai selain karena permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah majalah yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun, maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi berita itu sendiri.

E.      LAYOUT

Menjadi elemen terakhir yang sangat penting. Desainer visual dituntut untuk bisa mengolah ruang kosong pada suatu bidang untuk dijadikan media desain yang mudah dipahami agar tidak membuat pembaca/pengamat menjadi cepat lelah ketika melihat desain yang dibuat dikarenakan tata letak (layout) yang kurang bagus atau kurang menarik. hal yang mempengaruhi agar menjadi desain yang baik dan benar (layout) ada beberapa faktor yaitu Keseimbangan, Kesatuan, Irama, dan Tekanan.

Sumber :
http://satrioprmbd.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-sejarah-desain.html
https://nadyove.wordpress.com/2015/01/24/sejarah-dan-pengertian-desain-komunikasi-visual/
http://masrezaa.blogspot.co.id/2016/10/desain-komunikasi-visual.html